Service Center

+62 851-6778-6778

Email

info@umad.ac.id

Search

suplemen covid

Oleh: Dwi Larasati

Corona virus merupakan jenis virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Virus ini biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius diantaranya Sindrom Pernafasan Akut Berat. Virus ini pertama kali menyebabkan kerjadian luar biasa yang menginfeksi manusia di Wuhan Cina pada Desember 2019. Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus ini dikenal dengan istilah penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Penyakit ini masuk ke Indonesia pada Maret 2020 dan kejadian penyakit COVID masih dialami seluruh negara di dunia sampai sekarang sudah terjadi lebih dari 2 tahun.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari COVID-19 yaitu dengan cara memelihara atau menjaga daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh seseorang merupakan faktor penting untuk melawan virus ini. Beberapa suplemen kesehatan yang dapat digunakan untuk memeihara daya tahan tubuh dalam menghadapi COVID-19 yaitu dengan penggunaan suplemen kesehatan diantaranya vitamin C, vitamin D, vitamin E, Probiotik, Zink, dan Selenium.

Vitamin C, atau dikenal sebagai asam L-askorbat, merupakan vitamin yang larut dalam air, secara alami ada dalam banyak makanan. Vitamin C juga dapat ditambahkan ke makanan lain atau sebagai suplemen kesehatan. Manusia tidak dapat menghasilkan vitamin C, sehingga Vitamin ini diperoleh dari luar tubuh. Sumber utama Vitamin C adalah makanan. Vitamin C dapat dipenuhi dari asupan makanan yang bersumber dari sayur dan buah-buahan, seperti jeruk, pisang, pepaya, tomat, kol, blewah, bunga kol, kentang, bayam, kacang hijau.Vitamin C larut dalam air sehingga kelebihan asupan tidak akan menjadi masalah karena akan dibuang segera dari tubuh. Batas maksimal penggunaan sehari dari vitamin C sebagai suplemen kesehatan adalah 1000 mg.

Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak, secara alami terkandung dalam jumlah sedikit pada makanan. Vitamin D dapat ditambahkan ke makanan lain atau susu atau sebagai suplemen kesehatan. Vitamin D terbanyak dibuat secara endogen, ketika sinar ultraviolet dari sinar matahari mencapai kulit dimana ada zat provitamin D dan memicu sintesis vitamin D dalam tubuh. Untuk menjadi aktif vitamin D memerlukan bantuan sinar matahari pagi agar terbentuk Vitamin D dalam keadaan aktif yaitu Vitamin D3 (Cholecalciferol). Sumber vitamin D dalam makanan adalah minyak hati ikan cod, salmon, susu (yang ditambahkan vitamin D), kedelai, gandum, telur, hati sapi, ikan tuna, keju, jamur kancing, dada ayam, dan daging sapi.

Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dengan aktivitas antioksidan, ditemukan secara alami dalam beberapa makanan. Vitamin E dapat ditambahkan ke makanan lain atau sebagai suplemen kesehatan. Vitamin E dapat dipenuhi dari asupan makanan yang bersumber dari taoge, minyak kedelai, biji dan minyak bunga matahari, kacang tanah, minyak jagung, bayam, brokoli, mangga, tomat, buah kiwi.

Zink adalah mineral penting yang secara alami terdapat pada beberapa bahan makanan dan juga tersedia dalam produk suplemen. Zink terlibat dalam berbagai reaksi metabolisme seluler, yang diperlukan untuk aktivitas katalitik sekitar 100 enzim dan memainkan peran penting dalam sistem imun tubuh, sintesis protein, penyembuhan luka, sintesis DNA, dan pembelahan sel. Zink juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal selama kehamilan, masa kanak-kanak, dan remaja dan diperlukan untuk indra pengecap dan penciuman yang baik. Asupan Zink harian dari makanan diperlukan untuk mempertahankan kondisi tubuh normal karena tubuh tidak bisa menyimpan/deposit Zn. Mineral ini dapat dipenuhi dari asupan makanan kuning telur, tiram, kepiting, daging sapi, hati ayam, keju. Defisiensi Zink dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam pengaturan penyimpanan vitamin A

Selenium diketahui sebagai bagian dari beberapa enzim pada manusia. Selenium bekerja pada beberapa grup enzim, bersama dengan vitamin E, mencegah terbentuknya radikal bebas serta kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan. Mineral Selenium dapat dipenuhi dari asupan makanan yang bersumber dari padi, hewan terutama dari jeroan, daging dan susu. Kadar Selenium dalam sumber dari alam tersebut sangat dipengaruhi oleh kadarnya dalam tanah setempat. Kekurangan Selenium menyebabkan peningkatan kerentanan tubuh terhadap infeksi.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi Kami via WhatsApp