Diberdayakan oleh Blogger.

Lihat Daftar Mata Kuliah

Fasilitas

Laboratorium Kebidanan Laboratorium Farmasi Laboratorium Keperawatan Laboratorium Komputer Perpustakaan HotSpot Area

Pengumuman

Telah dibuka pendaftaran mahasiswa baru 2011/2012 untuk Program Studi D3-Farmasi, D3-Kebidanan, S1-Keperawatan Baca Informasi Selengkapnya>>
Ayo Kita Ikut Lomba Madani Writing Competition 18 Nopember 2011 - 15 Februari 2012 Baca selengkapnya>>
Rabu, 02 November 2011

Orientasi Pendidikan

           Dengan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masa yang akan datang serta bertolak dari tujuan pendidikan Ners, maka pengembangan dan pembinaan pendidikan Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) MADANI  berorientasi kepada ilmu pengetahuan  dan teknologi khususnya keperawatan serta kepada keperawatan geriatric di komunitas. Orientasi pendidikan memberikan arah pengembangan dan pembinaan institusi pendidikan, termasuk kegiatan-kegiatan akademiknya dan pengembangan berbagai sumber yang di perlukan.

1.
Orientasi keislaman

Selama ini banyak perguruan tinggi dari yayasan islam tetapi tidak menyentuh nilai-nilai islam yang terintegrasi di dalam proses pembelajarannya. Padahal Indonesia merupakan Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, akan tetapi jumlah yang banyak ini jika tidak diimbangi dengan kualitas yang baik maka tidak ada kontribusinya terhadap kemajuan islam. Dan bahkan ini merupakan sebagai pertanda keburukan buat kaum muslimin. Sebagaimana Rasulullah telah bersabda “kelak ummatku akan dijadikan rebutan para musuhnya” kemudian para sahabat bertanya “apakah jumlah mereka sedikit ya Rasulullah” kemudian Rasulullah menjawab “tidak, mereka jumlahnya banyak tetapi bagai buih di lautan” Atas dasar keprihatinan inilah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MADANI mencoba mengintegrasikan nilai - nilai islam ke dalam kurikulum. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan intelelektual muslim khususnya keperawatan.
Pada saat ini tingkat pemahaman islam di masyarakat mulai membaik, ini terbukti dengan animo orang tua untuk menyekolahkan di sekolah islam semakin tinggi, begitu juga akan permintaan pelayanan keperawatan yang islami telah menjadi trend yang ada di masyarakat Indonesia pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya. Selain itu saat ini permintaan kebutuhan tenaga kerja keperawatan di luar negeri yang paling besar adalah Timur Tengah. Yang mana Negara - Negara di wilayah ini adalah Negara Islam.
2.
Orientasi kepada Keperawatan Geriatrik di Komunitas

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis dan ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Pada tahun 2000 jumlah penduduk lanjut usia (lansia) adalah 14,4 juta (7,8  %), pada tahun 2005 meningkat menjadi 18, 28 juta orang (8,2 %). Diperkirakan pada tahun 2020 mendatang, jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 28,8 juta orang (11,34 %). Dari data yang didapatkan Bada Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, terdapat 7 propinsi yang telah memasuki era penduduk berstruktur tua, yaitu struktur penduduk lebih dari 7 persen, seperti D.I. Yogyakarta (12,48 %), Jawa Timur (9,36 %), Jawa Tengah (9,26 %), Bali (8,77 %), Sumatera Barat (8,08 %), Sulawesi Utara (7,64 %), dan Jawa Barat (7,09 %).
Bila dilihat dari angka statistik pada saat sekarang, masalah usia lanjut belum menduduki hal yang sangat penting, akan tetapi berhasilnya pembangunan selama beberapa Pelita ini menunjukkan angka harapan hidup bangsa Indonesia pada masa mendatang akan meningkat terus sehingga pembinaan lanjut usia ini semakin menonjol peranannya. Hal ini tentu perlu adanya kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam pembinaan dan pelayanan lanjut usia yang mantap menuju lanjut usia BAHAGIA, berguna, berkualitas, serta perlunya Gerontologi dan Geriatri dimasukkan dalam kurikulum pendidikan kesehatan (Nugroho, 2000).
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES MADANI merupakan lembaga pendidikan profesional yang berorientasi pada Keperawatan Geriatrik di Komunitas, dan menerapkan kemajuan IPTEK yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan yang akan datang, Profesional, bervisi Global, dan mampu memberikan asuhan keperawatan dengan standar internasional.
3.
Analisis kecenderungan global

Globalisasi merupakan fenomena yang terjadi pada akhir abad ke 20 yang ditandai dengan terjadinya interpenetrasi, interrelasi dan interdependensi dari semua sektor baik ekonomi, politik maupun sosiokultural. Keadaan ini menyebabkan terjadinya transformasi masyarakat suatu negara menjadi masyarakat global (dunia) sehingga batas negara menjadi tidak atau kurang jelas lagi.
Liberalisasi perdagangan menjadi ciri utama globalisasi yang disertai dengan adanya kemudahan transportasi, komunikasi dan infromasi. Globalisasi sudah menjadi suatu keniscayaan, yang mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, bangsa-bangsa di dunia akan menghadapi. Sayangnya globalisasi itu sendiri dapat membawa dampak yang negatif disamping mempunyai manfaat yang positif bagi masyarakat suatu negara. Masuknya modal dan tenaga asing dalam peta pelayanan kesehatan dapat berakibat pada makin berkembangnya mutu pelayanan dan manajemen kesehatan. Begitu juga, dengan  globalisasi peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkiprah dalam perdagangan dan persaingan bebas makin bertambah. Di bidang kesehatan peluang tersebut terutama berupa kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk bekerja diluar negeri. Akan tetapi peluang ini hanya bisa dinikmati hanya oleh sebagian kecil tenaga kesehatan profesional. Mayoritas dari tenaga kesehatan yang ada mungkin akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan tenaga-tenaga kesehatan yang datang dari luar negeri. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan manjadi sangat penting sehingga tenaga kesehatan Indonesia setara dengan tenaga luar negeri. Upaya ini bisa dilakukan antara lain melalui penyempurnaan sistim pendidikan. Masuknya modal asing ke Indonesia juga akan makin memperluas kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan, disamping akan membantu percepatan alih teknologi yang diperlukan bagi peningkatan kualitas dan profesionalisme pelayanan kesehatan Indonesia.
Selain berdampak positif, globalisasi juga mengandung ancaman bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kebijakan GATS (General Agreement on Trade in Services) dan TRIPS (Agreement on Trade-Related Aspects of Intelectual Property Rights) akan sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat dinegara berkembang. Salah satu dampak negatif yang perlu diantisipasi adalah tutupnya berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada akibat tidak mampu bersaing dengan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan oleh orang asing. Padahal fasilitas pelayanan kesehatan yang ada selama ini banyak memberikan pelayanan bagi lapisan masyarakat yang kurang mampu. Keadaan ini hanya dapat dicegah dengan upaya intensif untuk meningkatkan profesionalisme dan mutu manajemen di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
4.
Pengembangan Tenaga Kesehatan

a.
Pengembangan Tenaga Kesehatan untuk kebutuhan Indonesia


Sampai dengan tahun 1997, tenaga kesehatan di Indonesia adalah sekitar 777.254 orang. Dengan memperhatikan program-program kesehatan seperti yang digariskan dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010, dan kemungkinan proyeksi penyediaan serta pemberdayaan tenaga tersebut, direncanakan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia pada tahun 2010 adalah 1.535.078 orang. Secara keseluruhan tampaknya jumlah kebutuhan dan penyediaan tenaga kesehatan pada tahun 2010 cukup seimbang, tetapi bila ditinjau secara lebih spesifik penyediaan untuk beberapa kategori tenaga masih kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tenaga tersebut, yaitu terutama perawat (Ners & Ners spesialis, D-III perawat), bidan (D-III & D-IV bidan), sarjana kesehatan masyarakat (S1 & S2), dokter umum, dan dokter spesialis. Jumlah tenaga kesehatan yang tercatat pada tahun 1997 (Profil Kesehatan Indonesia, 1998), yang terdiri dari; (1) dokter (termasuk spesialis) sekitar 13.633 orang, (2) dokter gigi sekitar 6.973 orang, (3) apoteker sekitar 7.646 orang (4) perawat kesehatan dengan berbagai tingkatan pendidikan sekitar 150.419 orang, (5) bidan (termasuk 52.040 orang BDD) sekitar 61.003 orang (6) tenaga kesehatan masyarakat (dengan berbagai keahlian) sekitar 15.557 orang dan ahli gizi sekitar 8.975 orang.
Proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan untuk menunjang program kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, adalah sebagai berikut; (1) dokter spesialis sebanyak 16,203 orang, (2) dokter umum sebanyak 104,691 orang (3) Ners & Ners Spesialis sebanyak 72,610 orang, (4) D-III perawat sebanyak 125,346 orang, (5) perawat SPK sebanyak 87,304 orang, (6) D-IV bidan sebanyak 20,779 orang, (7) D-III bidan sebanyak 134,653 orang, (8) D-I bidan sebanyak 25,732 orang, (9)  sarjana kesehatan masyarakat (S1/S2) sebanyak 49,538 orang, (10) ahli gizi (S1) sebanyak 8.416 orang, (11) ahli gizi (D3) sebanyak 30,621 orang.
Untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan perlu diadakan pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan tenaga kesehatan. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sebagai kesatuan yang terpadu harus dikembangkan secara menyeluruh dan menyangkut hal-hal sebagai berikut; (1) tenaga kesehatan yang profesional pada tingkat madya dan sarjana, (2) diperlukan pendidik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, di samping memiliki pula kemampuan mendidik yang handal berdasarkan teknologi pendidikan, (3) diperlukan lembaga pendidikan yang terakreditasi dan di tingkatkan mutunya sedemikian rupa sehingga berperan sebagai sumber teknologi kesehatan, di samping penyedian tenaga kesehatan, (4) diperlukan perangkat lunak dan keras dalam pendidikan, yang harus dikembangkan secara serasi, dan (5) pendidikan dan penelitian harus diarahkan kepada pengembangan karier tenaga kesehatan.

b.
Pengembangan Tenaga Kesehatan untuk kebutuhan luar negeri


        Dalam rangka menurunkan angka pengangguran di Indonesia akibat rendahnya daya serap tenaga kerja dalam negeri terutama sebagai akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 maka perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh melalui perencanaan sistematis untuk bisa mengirim tenaga kerja profesional termasuk dinataranya tenaga kesehatan ke pasar  luar negeri. Program pengiriman tenaga profesional kesehatan ke luar negeri ini juga dapat DIYadikan sebagai upaya untuk merubah citra buruk bangsa Indonesia didunia Internasional karena selama ini dikenal sebagai peng-ekspor tenaga kerja Indonesia (TKI) utamanya Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang tidak profesional dan cenderung memunculkan masalah diluar negeri tempat mereka bekerja.

Customer Services

عن أسامة بن شريك قال
: أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه كأنما على رءوسهم الطير فسلمت ثم قعدت فجاء الأعراب من ههنا وههنا فقالوا يارسول الله أنتداوى ؟ فقال " تداووا فإن الله تعالى لم يضع داء إلا وضع له دواء غير داء واحد الهرم " .
Berobatlah kalian hamba-hamba Allah, karena Allah tidaklah menurunkan penyakit melainkan juga menurunkan obatnya kecuali satu penyakit yaitu penyakit pikun.(HR Abu Dawud juz 2 : 396 dan dishahihkan Syaikh Albani)
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال " ومن تطبب ولا يعلم منه طب فهو ضامن ".
Rosulullah bersabda : barangsiapa melakukan praktek pengobatan padahal tidak mengatahui ilmu pengobatan maka dia harus bertanggung jawab.(HR Abu Dawud dan di hasankan Syaikh Albani lihat silsilah Ahadist Shahihah : 6153
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru