Menulis merupakan suatu Skills dan Ability yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Ibaratnya seorang petani, harus punya cangkul dan dapat menggunakan cangkulnya dengan baik, agar dapat mengolah sawah ladangnya, sehingga dapat menghasilkan tanaman atau panen yang baik. Mau tidak mau seorang dosen harus selalu menulis dan menulis, kapan saja dan dimana saja. Setiap ide yang ada di pikirannya, hendaklah segera ditulis. Kemudian berusaha untuk mencari permasalahan atau kesenjangan yang ada dan berusaha untuk mencari solusinya (Problem Solving) baik dengan menulis artikel bebas, ilmiah maupun dengan penelitian. Yang hasilnya dipublikasikan melalui jurnal nasional terakreditasi DIKTI atau Jurnal yang bereputasi internasional.

menulislah

Menulis dapat mengembangkan produktivitas dosen melalui pengembangan daya nalarnya. Tulisan yang dihasilkan oleh seorang dosen menjadi indikator kualifikasi seorang dosen yang berkualitas. Apabila seorang dosen tidak mempunyai tulisan sama sekali, kecuali hanya hasil skrispsi atau tesisnya dulu. Maka hampir tidak ada bedanya dengan seorang guru biasa. Menulis bagi sebagian orang dianggap menjadi momok atau sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, padahal itu semua disebabkan karena tidak adanya pembiasaan menulis. Sesuatu yang sudah terbiasa dilakukan, maka akan sangat mudah untuk melakukannya. Kita dahulu waktu bayi, tidak ada yang bisa bicara, hanya menangis. Waktu bayi kita juga tidak bisa menulis. tetapi setelah kita belajar sejak Taman Kanak-Kanak sampai lulus kuliah, tentunya kita sudah mempunyai kemampuan untuk menulis. Hanya karena satu kata yaitu : MALAS. Menulis menjadi suatu hal yang sangat berat untuk dilakukan dan dibiasakan. Sehingga hal itu semua tergantung dari sudut pandang orang yang melakukan, seorang yang sudah terbiasa menulis, maka akan menganggap menulis adalah hal yang sangat mengasyikkan.

Teringat sebuah slide yang dipaparkan oleh Prof. Effendy, Phd (Guru Besar FMIPA UM Malang yang mendapatkan penghargaan sebagai International Scientist of The Year 2003, Peraih Gold Medal for Indonesia (2006) dari American Biographical Institute USA) Beliau Mengatakan apabila anda bukan anak seorang ulama dan bukan anak seorang raja, Maka Menulislah. Beliau adalah salah satu dari 6 orang Indonesia yang mempunyai publikasi karya ilmiah international lebih dari 42 tulisan. Padahal di Indonesia ada ribuan dosen dan doktor, tetapi kemana tulisan mereka? Kata-kata itu senantiasa teringat dalam benak penulis. Dimana penulis ingin menjadi seorang yang dapat menyebarkan ilmu yang bermanfaat bagi sesama manusia.

Karir seorang dosen juga sangat ditentukan oleh hasil karya ilmiahnya, khusunya untuk kenaikan jabatan fungsional. Bahkan seorang Profesor diwajibkan untuk memiliki publikasi internasional. Apabila tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, tunjungan sertifikasi dosen atau kehormatan profesornya dapat dihentikan oleh pemerintah. Jadi tugas seorang dosen tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga harus menulis, meneliti, mengembangkan keilmuan, merivisi teori-teori yang sudah ada. Selain itu dosen juga harus berusaha untuk menulis buku ajar, yang memiliki ISBN dan diterbitkan oleh Penerbit yang punya reputasi. Selamat menulis bagi rekan-rekan sejawat para dosen.

Arif Rohman Mansur, S.Kep. Ns

(Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Madani Yogyakarta)