Wajar mereka Memilih yang Terbaik.
Siapa orang yang tidak ingin mutu terbaik, karena Mutu adalah (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb)1). Manusia yang baik akan sangat wajar, bila mereka akan melihat dengan mata lahiriah apabila mereka akan memilih suatu barang atau jasa yang akan mereka beli atau gunakan. Mereka akan berkata “ Bagaimana barangnya ?”; “Bagaimana mutunya ?”; atau “Bagaimana kualitasnya ?” dan banyak lagi ungkapan pertanyaan yang pada dasarnya mereka tidak ingin dirugikan saat barang atau jasa yang mereka gunakan atau telah terbeli dengan perasaan menyesal. Hal ini lah yang menjadi suatu yang penting (mutu) bagi kedua belah pihak (penyedia/pengguna barang/jasa) mereka sepakat memilih yang baik. Tidak bisa dipungkiri begitu pula dengan dunia pendidikan, dengan begitu banyaknya berdirinya pendidikan di tamah air Indonesia ini. Kita bisa melihat dari pendidikan pra sekolah, sekolah dasar sampai perguruan tinggi seperti tumbuhnya jamur di musim hujan. Dunia pendidikan menyediakan beragam mutu, beragam harga, bahkan beragam jaminan. Masyarakatlah yang di tawarkan pilihan-pilihan yang begitu banyaknya.
Orangtua tetap penentu kebijakan tertinggi pengambil keputusan di lingkup keluarga, dalam hal mutu maka akan sangat selektif dan pertimbangan yang matang jika akan menempatkan anaknya sekolah. Tidak ada orangtua yang memilihkan untuk anaknya kecuali sekolah yang bermutu terbaik sesuai kemampuan. Melihat hal ini penyedia pendidikan berupaya menampilkan mutu dengan hal yang bersifat lahiriah. Karena memang yang pertama kali orang akan melihat adalah bangunan fisik yang “mencerminkan” mutu di dalamnya. Karena meraka sangat sadar mutu adalah persepsi awal yang akan membangun efek masa yang akan datang. Besar efek dari mutu yang baik ini akan berimbas pada harga yang ditawarkan dan yang lebih penting lagi tingkat kepuasan bari pengguna yang juga terkait erat dengan loyalitas menjadi pelanggan dan hal yang sangat penting menjadi perekomendasi atas mutu yang baik tersebut tanpa kita suruh promosi.
Mudah mendapat info Mutu
Sarana sekarang memudahkan orang dalam mencari info apa yang akan mereka inginkan, kita ambil contoh Internet; begitu tersebarnya sarana mencari informasi di dunia maya ini bahkan sampai pelosok kampung pun orang bisa melihat dunia secara menyeluruh seakan-akan mereka keliling dunia, bahkan seolah-olah mereka bertamu dan masuk kesetiap ruangan siapa yang dia kehendaki tanpa harus keluar rumah. Benar, dunia maya begitu luar biasa sekarang yang mungkin pembuatnya sekarang “internet” akan kaget jika mengetahui perkembangan dunia maya sekarang.
Begitu pula dunia pendidikan, info apa yang tidak bisa dilihat di dunia maya seolah-olah seperti itulah yang ada di benak orang sekarang. Mudahnya akses membuat orang akan melihat jelas kualitas suatu penyedia pendidikan yang akan mereka gunakan dan diinginkan, semua tersedia didepan matanya lewat monitor computer atau bahkan layar telepon genggam. Mudahnya orang untuk memilih, membandingkan inilah maka mutu pendidikan bisa di cari oleh siapapun dan kapanpun meraka inginkan. Hal ini tentu sangat berbeda dengan masa lalu, dimana orang apabila akan mengetahui suatu barang/jasa harus datang dan memperlukan waktu dan kesempatan yang banyak untuk mendapatkan informasi tersebut. Barang / jasa belum tentu didapat namun jelas waktu dan biaya sudah terkurangi banyak.
Namun di sisi lain dunia maya, ada dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang tertipu di dunia maya dengan tampilan situs yang dibuat, karena memang tampilan di dunia maya adalah seni yang akan memancing orang untuk terpikat dengan barang/jasa. Maka kembali kepada orang yang mengakses pintar, cerdas dan selektif dalam menerima info yang didapat.
Transparansi Mutu Perguruan Tinggi
Tingkat pendidikan orangtua semakin tinggi, maka mereka akan mencari informasi yang falid yang akan menjadi pertimbangan dalam memilih sekolah apalagi perguruan tinggi yang tepat bagi anaknya. Kata kunci yang melekat di benak mereka secara umum pendidikan mana yang bermutu baik bagi anaknya. Secara umum orang akan melihat mutu perguruan tinggi dari akreditasi, bangunan fisik, mahasiswa, dosen, kerjasama, dan alumninya. Mereka cenderung akan menilai umum atau “pukul rata” semua seperti itu. Hal yang nyata terjadi, orang tua akan memilihkan anaknya untuk menempuh ke perguruan tinggi dengan melihat dari salah satu kriteria saja dan langsung membuat opini / penilaian ini baik, ini jelek.
Dalam hal ini sempat dahulu, ada wacana dari pemerintah akan mengumumkan Perguruan Tinggi yang sehat dan tidak dari tinjauan legal formal pelaporan perguruan tinggi yang sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk upaya memberi informasi kepada kayalak ramai tidak dirugikan / menyesal dalam memilih perguruan tinggi yang bermasalah. “Tansparansi mutu perguran tinggi” di era sekarang menuntut perguruan tinggi untuk benar-benar meningkatkan tata kelola perguruan tinggi sehigga mutu bisa terlihat nyata. Bahkan regulasi dari pemerintahpun mengarah / menuntut wajib perguruan tinggi untuk bertanggung jawab secara penuh dalam laporan yang setiap semester dalam pangkalan data perguruan tinggi yang mana hal ini ke arah perbaikan mutu yang baik sesuai aturan yang berlaku. Kemudian dari data ini ada sangkut pautnya dengan penilaian akreditasi perguruan tinggi.
Semakin baik perguruan tinggi maka akan semakin open (transparan) dalam meyampaikan mutu yang ada di perguruan tinggi. Sehingga dari pengguna perguruan tinggi (mahasiswa, orangtua, alumni, dan stakeholder) benar-benar puas terhadap apa yang meraka akan dapatkan. Mutu-mutu yang kita bicarakan ini telah ada di Standar Penilaian Akreditasi dan undang-undang atau peraturan pemerintah lain yang mengatur tentang pengelolaan sebuah perguruan tinggi yang standar / bermutu. Maka tidak heran jika semakin dekat sempurna dalam menyesuaikan dengan standar penilaian akreditasi dan memenuhi undang-undang atau perturan pemerintah tantang perguruan tinggi maka mereka dikatakan “bermutu/berkualitas baik”.
Mutu Alternatif yang dikedepankan
Berbicara mutu yang kita singgung di atas, sepertinya hanya layak bagi perguruan tinggi negeri atau perguran tinggi swasta yang sudah besar saja dimana mereka seolah-olah tidak memikirkan masalah pendanaan peningkatan mutu semua sudah ditanggung. Namun akan berkebalikan dengan perguruan tinggi swasta yang kecil atau sedang berkembang maka mereka akan berfikir bagaimana menghidupi dirinya sendiri dan sekaligus dituntut oleh khalayak ramai untuk mengedepankan mutu yang tentunya perlu pembiyaan yang tidak sedikit. Perguruan Tinggi Swasta yang dengan posisi seperti ini lah, mereka berfikir lebih bahkan diluar jangkauan dari perguruan tinggi yang ada. Kami katakan perguruan tinggi swasta menggunakan “mutu alternatif” yang akan mereka unggulkan ditengah-tengah persaingan global yang mereka hadapi.
Perguruan Tinggi Swasta tidak akan mengambil semua mutu standar dalam pengelolaan perguruan tinggi harus terpenuhi semua, akan tetapi mereka mengarah pengelolaan yang tidak melanggar peraturan dan mengunggulkan / mengedepankan mutu alternatif yang akan bisa diterima oleh khalayak ramai. Kita bisa melihat atau menengok pendidikan di jaman dahulu yang sampai sekarang masih eksis bahwakan berkembang dengan pesat yakni sistem mutu alternatif “pondok pesantren”. Dimana pendidikan dengan sistem ini bahwakan bisa mengalahkan kualitas dari pendidikan formal yang ada. Sudah saatnya perguruan tinggi membuat dan mengunggulkan mutu alternatif ini sebagai jalan dalam persaingan mutu di kancah persaingan perguruan tinggi yang ada.
Bermunculan sudah mutu alternatif ini di perguruan tinggi swasta khususnya, salah satunya perguruan tinggi yang mengadopsi sistem pondok pesantren dalam perjalanan proses pendidikannya. Sehingga perguruan tinggi swasta akan berbicara tentang kualitas lulusan yang dapat berguna bagi masyarakat dari sisi mutu manusia yang berkualitas di segala bidang keilmuan; lulusan yang Beriman, Amanah, Jujur, dan dapat menginspirasi orang di sekitarnya dengan hidup yang lebih baik. Proses sebagai perguruan tinggi yang akan memenuhi regulasi peraturan tetap di penuhi akan tetapi keunggulan mutu alternatif ini yang membawa mahasiswa yang tahu dan paham benar akan kehidupan dunia dan persiapan akhiratnya ini lah yang menjadikan mutu unggul di tengah dahaganya sosok figur alumni mahasiswa yang di butuhkan masyarakat. Sehingga kepercayaan akan tumbuh di perguruan tinggi swasta yang memiliki mutu alternatif yang baik, sesuai kebutuhan masyarakat sekarang, yang mana hal ini tentu memiliki konsekuensi bagi perguruan tinggi ini yakni memperbaiki setiap sistem yang akan dijalankan penuh dengan konsep yang terencana, terlaksana, terkendali dan menuju target mutu alternatif yang diinginkan Perguruan Tinggi Swasta ini.
Perguruan Tinggi Swasta dengan Mutu Alternatif akan ditunggu masyarakat, bangsa dan negara sekarang dan yang akan datang.
Kukuh Hadi
LPM.STIKMA
1) Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/mutu/mirip#ixzz3Jqz8nY27