Service Center

+62 851-6778-6778

Email

info@umad.ac.id

Search

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Anak stunting merupakan indikasi kurangnya asupan gizi, baik secara kuantitas maupun kualitas yang tidak terpenuhi. Kondisi tersebut mengakibatkan anak memiliki tinggi badan cenderung pendek pada usianya, bahkan kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak (Kemenkeu, 2018).

Pola pertumbuhan tinggi dan berat badan merefleksikan status nutrisi dan kondisi kesehatan. Masalah pemberian nutrisi merupakan penyebab langsung kejadian stunting. Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun tingginya berada di bawah rata-rata. Gizi kurang atau gizi buruk pada anak menjadi penyebab mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Sementara itu juga kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak (MCA, 2015).

Berdasarkan hasil RISKESDAS (2018), proporsi status gizi sangat pendek menurun dari 18% pada tahun 2013 menjadi 11,5% pada tahun 2018, tetapi proporsi balita pendek meningkat yaitu dari 19,2% pada tahun 2013 menjadi 19,3% pada 2018. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), angka kejadian stunting di Kabupaten Bantul yaitu sebesar 22,89% sekaligus menduduki peringkat kedua setelah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 31%.

Berdasarkan profil kesehatan Dinkes Bantul (2018), intervensi yang telah dilakukan pada Balita gizi buruk adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yaitu 100% akan tetapi belum terjadi penurunan kejadian gizi buruk. Intervensi lain terhadap pencegahan stunting yaitu dimulai sejak ibu hamil, masa ASI eksklusif, masa MP-ASI, masa beyond 100- Hari Pertama Kehidupan (HPK), kegiatan pendukung seperti : pemantauan pertumbuhan yang benar, surveilans gizi, edukasi gizi dan penelitian gizi. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak balita. Peran serta masyarakat turut serta memberikan andil dalam pencapaian indikator ini.

Menurut Kemenkes RI (2018), program inovatif dalam menanggulangi stunting. Program yang diberi nama BENAHI GIZI merupakan program terintegrasi semua sector dan program untuk bersama-sama menanggulangi stunting.

Adapun 10 langkah “BENAHI GIZI” tersebut yaitu:

B

E

N

A

H

I

G

I

Z

I

= Berikan Tablet Tambah Darah pada ibu hamil dan remaja puteri

= Edukasi gizi keluarga melalui pemberdayaan kearifan local

= Nutrisi ibu hamil dan balita kurus

= Akses air bersih sanitasi lingkungan yang tersedia dan memenuhi syarat kesehatan

= Hidup sehat dimulai dari diri sendiri

= Intervensi gizi pada ibu hamil KEK

= Gerakan masyarakat hidup sehat pada setiap siklus kehidupan

= Intervensi makanan pada balita kurang dan gizi buruk

= Zink diberikan pada balita

= Ingat focus perhatian 1000 hari pertama kehidupan melalui pendekatan keluarga

SALAM SEHAT,

Dyah Muliawati, S.ST., MPH. ( Dosen D3 Kebidanan STIKes Madani)

REFERENSI:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi Kami via WhatsApp